Bitcoin Kian Anjlok ke US$80 Ribu Usai Komentar Trump Soal Ekonomi AS
Pasar kripto kembali mengalami tekanan jual besar-besaran di awal pekan ini, dengan Bitcoin (BTC) berpotensi menguji ulang level terendahnya di tahun 2025, yang berada di levle US$80.000.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada Senin (10/3/2025) pagi, Bitcoin sempat anjlok hingga menyentuh titik terendah harian di US$80.052, mencatat penurunan 6% dalam 24 jam terakhir. Hingga artikel ini ditulis, BTC mulai mengalami rebound ke harga saat ini di US$81.750.

Seiring dengan penurunan harga ini, kapitalisasi pasar Bitcoin juga mengalami penyusutan lebih lanjut, kini berada di kisaran US$1,61 triliun, dengan total kapitalisasi pasar secara keseluruhan menuurn 5% di kisaran US$2,68 triliun.
Ether (ETH), aset kripto terbesar kedua di dunia, juga telah merosot hingga 6% di kisaran harga hanya US$2.030, sementara XRP (XRP), Solana (SOL), dan Cardano (ADA) masing-masing mencatat penurunan 7%-8% dalam periode yang sama.
Selain itu, volatilitas tinggi di pasar turut berdampak pada likuidasi besar-besaran di pasar derivatif kripto. Dalam 24 jam terakhir, total likuidasi mencapai US$614 juta, di mana trader long mengalami kerugian terbesar dengan total likuidasi mencapai US$537 juta, menurut data dari CoinGlass .

Adapun dari jumlah tersebut, Bitcoin menyumbang total US$232 juta likuidasi.
Baca juga: Total Likuidasi Kripto Tembus Rp22 Triliun dalam Sehari!
Komentar Trump Meningkatkan Ketidakpastian Ekonomi
Tekanan di pasar kripto saat ini diperparah oleh ketidakpastian makroekonomi yang muncul setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam wawancara dengan Fox News pada Minggu (9/3/2025).
Saat ditanya mengenai dampak kebijakan tarif dan pemangkasan anggaran terhadap ekonomi AS, Trump menyatakan bahwa “mungkin akan ada sedikit gangguan” dalam jangka pendek.
“Jika kita melihat Tiongkok, mereka memiliki perspektif 100 tahun … sementara kita berpikir dalam hitungan kuartal,” ujarnya. “Apa yang kami lakukan sekarang adalah membangun fondasi untuk masa depan.”
Pernyataan ini langsung memicu reaksi di media sosial, dengan banyak yang menyebut langkah kebijakan Trump sebagai bentuk “ Volckering “. Istilah ini merujuk pada kebijakan agresif yang diambil oleh Paul Volcker, mantan Ketua Federal Reserve AS, yang berupaya menekan inflasi tinggi di akhir 1970-an.
Ketika ditunjuk oleh mantan Presiden AS Jimmy Carter pada 1979, Volcker mengambil langkah ekstrem dengan menaikkan suku bunga jangka pendek ke level tertinggi sepanjang sejarah. Kebijakan ini secara langsung memicu resesi besar-besaran, tetapi berhasil menekan inflasi dan membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi selama dekade berikutnya.
Baca juga: Donald Trump Teken Perintah Eksekutif Bentuk Cadangan Bitcoin Strategis
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Strategi berupaya mengumpulkan hingga $21 miliar melalui saham preferen abadi STRK untuk membeli bitcoin
Quick Take Strategy berencana untuk mengumpulkan hingga $21 miliar melalui penawaran saham preferen dengan hak tebusan abadi. Strategi ini bertujuan untuk menggunakan hasilnya untuk keperluan korporat umum, termasuk akuisisi bitcoin.

Dana kripto global kehilangan $876 juta lagi minggu lalu di tengah 'tanda-tanda kapitulasi': CoinShares
Ringkasan Singkat Produk investasi kripto global mengalami arus keluar bersih sebesar $876 juta minggu lalu, menurut manajer aset CoinShares. Meskipun mencatat minggu keempat berturut-turut arus keluar, ada "tanda-tanda kapitulasi," kata Kepala Penelitian James Butterfill.

Tanda-tanda perlambatan ekonomi dapat mendorong pergeseran dovish dari Fed, meningkatkan bitcoin dan aset berisiko: analis
Pertumbuhan pekerjaan di AS yang lebih lemah dari perkiraan pada bulan Februari dapat mendorong Federal Reserve untuk beralih ke kebijakan yang lebih dovish, karena kebutuhan untuk pemotongan suku bunga guna merangsang ekonomi dapat meningkatkan ekuitas global dan mata uang kripto, kata para analis. Namun, risiko inflasi yang terus-menerus terkait dengan tarif dan gangguan rantai pasokan masih menjadi faktor yang dapat membuat Fed tetap berhati-hati, tambah para analis.

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








