• Anggota parlemen Asia merangkul kripto, dipengaruhi oleh sikap pro-kripto Donald Trump, menciptakan efek riak di seluruh wilayah.
  • Kebijakan pro-kripto memicu perubahan signifikan di Malaysia, Thailand, dan Hong Kong, meningkatkan adopsi dan inovasi aset digital.

Sementara perhatian pasar terfokus pada Amerika Serikat setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden, Asia secara bertahap tetapi pasti mengirimkan sinyal yang baik untuk industri mata uang kripto.

Kebijakan pro-kripto yang diterapkan oleh pemerintahan Trump di Amerika Serikat tampaknya mempengaruhi tindakan ini.

Di kawasan Asia, yang kini semakin merangkul teknologi blockchain dan aset digital, strategi ini telah membawa perubahan penting. Selain mempengaruhi pasar lokal, efek ini juga telah memacu beberapa kemajuan industri kripto baru di kawasan ini.

Lawmakers in some of Asia’s digital-assets markets are warming to the industry as Donald Trump’s pro-crypto agenda in the US ripples through the region https://t.co/IXUwFjArs5

— Bloomberg Crypto (@crypto) January 22, 2025

Malaysia, Thailand, dan Singapura: Merintis Kebijakan Kripto di Asia

Menurut Bloomberg , Malaysia dan Thailand menunjukkan pergeseran yang signifikan dalam sikap mereka terhadap dunia kripto. Misalnya, Malaysia telah mengirimkan sinyal melalui kebijakan yang lebih ramah untuk meningkatkan dukungan terhadap aset digital.

Khususnya dalam industri teknologi blockchain yang berkembang pesat, dukungan ini kemungkinan besar akan memberikan jalan untuk investasi dan kreativitas.

Sebaliknya, Thailand sedang mempertimbangkan untuk mendaftarkan dana yang diperdagangkan di bursa kripto (ETF), oleh karena itu, hal ini merupakan sebuah langkah yang signifikan. Ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan investor nasional yang semakin banyak terlibat dalam ruang kripto.

Tindakan ini tidak hanya akan menarik investor institusional tetapi juga, dalam pandangan dunia, meningkatkan ekosistem kripto Thailand. Meskipun demikian, kedua negara terus berhati-hati dalam proses adopsi mereka, mengingat kemungkinan risiko yang mempengaruhi stabilitas ekonomi.

Sementara itu, Singapura telah memantapkan kepemimpinannya sebagai pusat aset kripto teratas di Asia pada tahun 2024, melampaui hegemoni Hong Kong. Negara ini telah bertindak secara khusus dengan memberikan 13 lisensi aset kripto kepada operator teratas, termasuk bursa seperti OKEx dan Upbit, serta bisnis internasional seperti Anchorage, BitGo, dan GSR.

Angka ini menunjukkan perkembangan nasional yang cepat dan signifikan karena melebihi izin yang dikeluarkan pada tahun sebelumnya.

Hong Kong dan India: Menyeimbangkan Tantangan dan Kepemimpinan dalam Adopsi Kripto

Salah satu pusat keuangan teratas, Hong Kong juga menunjukkan keseriusannya dalam meningkatkan daya saing di pasar kripto. Insentif pajak untuk hedge fund dan keluarga kaya yang berinvestasi dalam aset digital telah dijadwalkan oleh pemerintah setempat.

Dengan strategi ini, Hong Kong berniat untuk mempertahankan peringkat teratasnya sebagai pusat keuangan – terutama mengingat meningkatnya persaingan dari negara-negara sekitarnya.

India terus menjadi pemimpin dunia dalam adopsi kripto meskipun ada tantangan, termasuk undang-undang yang ketat dan pajak perdagangan yang tinggi.

Negara Bollywood ini telah menunjukkan minat yang cukup besar terhadap aset digital – baik secara pribadi maupun komersial – selama dua tahun berturut-turut. Hal ini menunjukkan bahwa, bahkan di bawah lingkungan hukum yang ketat, inovasi dalam ruang kripto masih memiliki harapan besar.

Negara-negara Asia: Menyeimbangkan Kehati-hatian dan Inovasi dalam Pengembangan Kripto

Meskipun peraturan pro-kripto di Amerika sangat baik, implementasinya berjalan lambat di Asia. Beberapa negara saat ini sedang melakukan tindakan hati-hati, menimbang bagaimana peraturan baru akan berdampak pada stabilitas keuangan dan ekonomi nasional mereka.

Akan tetapi, hambatan-hambatan ini tidak mengurangi semangat negara-negara di kawasan ini untuk terus mengembangkan blockchain dan ekosistem kripto.

Sebagai contoh, proyek-proyek baru terus bermunculan untuk meningkatkan infrastruktur kripto di Asia. CNF sebelumnya mencatat bahwa BounceBit telah bekerja sama dengan Google Cloud untuk membawa aset dunia nyata (RWA) dari Asia Tenggara ke dalam jaringan CeDeFi.

Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan untuk infrastruktur tingkat institusional yang memungkinkan teknologi blockchain untuk mengintegrasikan aset yang sebenarnya.